TITRASI PERMANGANOMETRI
PENENTUAN KADAR ZAT ORGANIK PADA
SAMPEL AIR
Hari/Tanggal
Praktikum : Rabu/22 Mei 2013
Tempat
Praktikum : Lab. Kimia Jurusan Analis Kesehatan
1.
Latar
Belakang
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan
berdasarkan reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini
difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan
bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih
dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat
yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang
dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
a.
Ion-ion Ca, Ba,
Sr, Pb, Zn, dan Hg (II) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah
akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan.
b.
Ion-ion Bad an
Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih.
Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Zat organic dapat dioksidasi dengan
KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi
dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan
KMnO4.
Metode permanganometri didasarkan
pada reaksi oksidasi ion permanganat. Kalium permanganat dapat bertindak
sebagai indicator, jadi titrasi permanganometri ini tidak memerlukan indikator,
dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena akan lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit,
sulfida, sulfida dan tiosulfat . Permanganat bereaksi secara cepat dengan
banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi
membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan
lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini.
Sebagai contoh, permanganat adalah agen unsure pengoksida, yang cukup kuat
untuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O →
5MnO2 + 4H+
Permanganometri
merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium permanganat. Reaksi
redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. Berdasarkan jumlah elektron yang ditangkap
perubahan bilangan oksidasinya, maka berat ekivalen Dengan demikian berat
ekivalennya seperlima dari berat molekulnya atau 31,606.
Dalam
reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan asam
sulfat cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. Larutan permanganat
berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna,
indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permangant yang kita pergunakan
encer, maka penambahan indikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat
dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dari sudut pandang biologi, air memiliki
sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi
yang dapat membuat senyawa
organic untuk melakukan replikasi. Semua makhluk
hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan
zat pelarut yang
penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga
dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden
dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosadan oksigen akan
dilepas ke udara.
Dalam bidang industri, metode
titrasi permanganometri dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara
permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi
reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan
atau berbahaya.
2.
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat membuat larutan baku KMnO4 0,01 M ang diperlukan dalam
titrasi.
b. Mahasiswa
dapat melakukan pembakuan KMnO4 dengan larutan Asam Oksalat.
c. Mahasiswa
dapat melakukan percobaan titrasi permanganometri denagn sampel air bersih.
3.
Prinsip
Zat
organik dalam sampel dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam
dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih.
Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
Reaksi dalam suasana netral yaitu MnO4 + 4H+ +
3e → MnO4 +2H2O. Kenaikan konsentrasi ion hidrogen
akan menggeser reaksi kekanan Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2O +
2e → MnO2 + 4OH
MnO4- + 2H2O +
3e → MnO2 +4OH
Selain itu reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
adalah:
Oksidasi :
H2C2O4 CO2 + 2H+ +2e-
Reduksi :
MnO4- + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O
4. Alat dan Bahan
a.
Alat
1. Buret
2. Statif
3. Klem
4. Pipet
volume
5. Push
ball
6. Beaker
glass
7. Pipet
tetes
8. Kompor
listrik
9. Botol
reagen
b.
Bahan
1. Larutan
sekunder KMnO4 0,01 N
2. Larutan
primer H2C2O4 0,01 N
3. Larutan
H2SO4 4N bebas zat organik
4. Aquades
5. Sampel
Air bersih
c.
Standarisasi
KMnO4 dengan Asam Oksalat
·
Pembuatan Larutan H2SO4
4 N bebas zat organik
·
Pembuatan
Larutan Primer Asam Oksalat 0,1 N
·
Pembuatan
Larutan Primer Asam Oksalat 0,01 N
·
Pembuatan
Larutan Baku Sekunder KMnO4 0,1 N
·
Pembuatan
Larutan Baku Sekunder KMnO4 0,01 N
·
Standarisasi
KMnO4 dengan Asam Oksalat
·
Penentuan
Kadar Zat Organik Sampel
5.
Hasil
Pengamatan
·
Standarisasi
KMnO4 dengan Asam Oksalat 0,01
Titrasi
Ke-
|
Warna
larutan asam oksalat
|
Vol.
KMnO4
|
||
Setelah
ditambah H2SO4
|
Setelah
dititrasi dengan KMnO4
|
|||
1
|
Putih
|
Merah
muda
|
10,4 mL
|
|
2
|
Putih
|
Merah
muda
|
10,3 mL
|
|
Rata- rata
|
10,35 mL
|
|||
Gambar
|
|
|
|
|
·
Penentuan
Kadar zat organik sampel
Titrasi
Ke-
|
Warna
Sampel
|
Vol.
Asam Oksalat
(B
mL)
|
||
Setelah
ditambah H2SO4 4N + KMnO4
|
Setelah
ditambah 15 mL KMnO4
|
Setelah
dititrasi dengan Asam oksalat
|
||
1
|
Merah
muda
|
Merah
keungguan
|
Putih
|
15,6 mL
|
2
|
Merah
muda
|
Merah
keungguan
|
Putih
|
15,8 mL
|
Rata-rata
|
15,7 ml
|
|||
Gambar
|
|
|
|
|
Titrasi
Ke-
|
Warna
Sampel
|
Vol.
Asam Oksalat
(A
mL)
|
|
Setelah
dititrasi dengan Asam oksalat + dipanaskan
|
Setelah
dititrasi dengan KMnO4
|
||
1
|
Putih
|
Merah
muda
|
4,7 mL
|
2
|
Putih
|
Merah
muda
|
4,5 mL
|
Rata-rata
|
4,6 ml
|
||
Gambar
|
|
|
|
6.
Perhitungan
·
Standarisasi KMnO4 dengan
Asam Oksalat 0,01 N
Volume
Titrasi I = 10,4 ml
Volume
Titrasi II = 10,3 ml
Volume
Rata-rata = 10,35 ml
Kadar
KMnO4 :
V1 × N1 = V2 × N2
10 ml × 0,01 N = 10,35 ml × N2
N2 =
N2 = 0,00966 N
·
Penentuan Kadar Zat Organik Sampel
Diket
:
·
Titrasi Bml :
V.
Titrasi I = 15,6 ml
V.
Titrasi II = 15,8 ml
Volume
Rata-rata = 15,7 ml
·
Titrasi Aml:
V.
Titrasi I = 4,7 ml
V.
Titrasi II = 4,5 ml
Volume
Rata-rata = 4,6 ml
V.
Sampel = 50 ml
N.
KMnO4 = 0,00966 N
N.
H2C2O4 = 0,01 N
Ditanya
:
Mg/L zat organik = ?
Jawab
:
Mg/l
zat organik = ×([(15+Aml) × N.KMnO4][(Bml × N.H2C2O4)]) × 0,316
=
× ([(15 + 4,5 ml) ×
0,00966 N] [(15,7 ml × 0,01 N)]) × 0,316
=
20 × ([0,189336] – [0,157]) × 0,136
=
0,20436352 mg/l
Faktor
Ketelitian
= = 0,96618357
7.
Pembahasan
Hasil standarisasi larutan KMnO4 pada
praktikum kali ini yang didapatkan adalah volume titrasi I sebesar 10,4 mL,
volume titrasi II sebesar 10,3 mL serta volume rata-rata dari titrasi tersebut
adalah 10,35 ml. Sehingga didapatkan konsentrasi KMnO4 sebesar
0,00966 N dan factor sebesar 0,96618357. Faktor ini merupakan faktor ketelitian
dalam melakukan standarisasi.
Dari hasil titrasi asam oksalat
atau Bml didapat volume titrasi I 15,6 ml dan volume titrasi II 15,8 ml serta
volume titrasi rata-rata 15,7 ml. Dan hasil standarisasi sampel dengan KMnO4
atau Aml adalah volume titrasi I sebesar 4,7 ml, volume titrasi
II sebesar 4,5 mL, dan volume titrasi rata-rata yang diperoleh sebesar 4,6 mL.
dari hasil perhitungan kemudian didapatkan kadar zat organik pada sampel air
bersih sebesar 0,20436352 mg/L. Oleh karena zat organik KMnO4 merupakan bahan kimia organic yang dalam air minum sehingga kadarnya hanya diperbolehkan sebanyak 10 mg/L (peraturan mentri kesehatan RI no :
416/ MENKES/PER/IX/1990). Karena kadar zat
organik yang diperoleh dari praktikum ini lebih rendah dari yang telah
ditetapkan maka sampel air tersebut masih layak untuk digunakan.
8.
Kesimpulan
a. Pembuatan
larutan baku KMnO4 0,01 dilakukan dengan cara larutan KMnO4
0,1 dipipet sebanyak 100 ml dan dimasukan ke dalam labu ukur 1 liter kemudian
ditambahkan aquades sampai batas tanda serta dihomogenkan.
b. Kadar
KMnO4 dari hasil standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat adalah 0,00966 N
c. Kadar
zat organik dalam air bersih yang diperoleh adalah 0,20436352 mg/l.
d. Sampel
air tersebut layak digunakan karena kadar zat organiknya kurang dari standar
yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka
Hendrayana Taufik.
2009. Laporan
Permanganometri.
Online. Available. Http://www.x3-prima.com/2009/09/laporan-permanganometri.html. Diakses tanggal 25 Mei 2013.
Dedy Anwar. 2009.
Permanganometri. Online. Available. Http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/10/laporan-permanganometri.Html. Diakses tanggal 25 Mei 2013.
Dissya Bennaogest. 2011.
Pemeriksaan Zat Organik. Online. Available. Http://bennaogest.blogspot.com/2011/06/pemeriksaan-zat-organik.Html.
Diakses 28 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar